Sabtu, 19 Juli 2008

Mappinawang: Aktivis LSM Jangan Ngotot Ikut Pemilu

TRIBUN TIMUR - Mantan Ketua KPU Sulsel Mappinawang mengigatkan para aktivis NGO (non goverment organisation) jangan memaksakan diri terjun ke dunia politik, baik ke eksekutif maupun legislatif jika belum mengolah potensi secara matang.
Mappinawang mengungkapkan itu di acara diskusi terbatas dengan tema NGO Berpartai dan Senator, Ralistis atau Tidak? di Warung Kopi 76 di Jalan Toddopuli, Makassar, Jumat (18/7). Makanya, aktivis perlu melakukan evaluasi.

Menurutnya, evaluasi sangat penting karena imej masyarakat terhadap lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO) sangat buruk. Dan tudingan itu sulit terbantahkan.
Pasalnya, memang ada aktivis bernaung di bawah bendera LSM masih menarik dana dari founding agency, menarik dana dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), dan banyak lagi citra negatif lainnya.

Pada waktu Pemilu 2004 lalu, sudah beberapa figu aktivis pernah terjun ke dunia politik, ada yang sukses dan banyak pula yang gagal sehingga perlu diolah dengan matang. "Kalau memang sudah ada yang siap berkompetisi, yah kita sokong," katanya.

Acara yang dipandu Ahmar dari Yayasan Masagena ini dihadiri sejumlah aktivis seperti Selle KS Dalle, Supriansyah, Hasbi Abdullah, Andi Besse Nurhayati, Mulyadi Prayitno dan aktivis lainnya.

Senin, 14 Juli 2008

Aktivis LSM Tewas Dibunuh di Depan Kampus UI

DETIK -- Seorang aktivis LSM di temukan tewas berlumuran darah di Depan Universitas Indonesia, Depok. Ia diduga tewas akibat dibunuh.

Rahmad Hidayat (19) ditemukan tewas dengan luka tusuk pada bagian leher serta perut pada Minggu, 13 Juli 2008, sekitar pukul 20.45 WIB. Warga Pejaten Timur ini ditemukan tergeletak di dekat rel kereta api di depan sebuah warung, Jalan Cengkeh, Pondok Cina.

"Dia bekerja sebagai sekertaris di sebuah LSM penampungan pemulung LSM di Pasar Minggu," kata Kasat Reskim Polres Depok Kompol Rahimat saat dihubungi wartawan, Senin (14/7/2008).

Polisi menemukan sebilah badik yang diduga digunakan untuk menghabisi Rahmad. "Kita masih menyelidiki kasus ini," katanya.

Jumat, 11 Juli 2008

Aktivis Mahasiswa Seluruh Indonesia Diintimidasi Polisi

OKEZONE - Komisioner Sub Komisi Pemantauan Komisi Nasonal Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Johny Nelson Simanjuntak mengatakan perwakilan mahasiswa yang mendatangi Komnas HAM mengadu bahwa aktivis mahasiswa yang melakukan aksi penolakan BBM mendapat intimidasi dari aparat polisi.

"Menurut pelapor, ribuan mahasiswa di seluruh indonesia mendapat intimidasi dari polisi hingga mereka tidak berani pulang kerumah dan kembali kebangku kuliah," ujar kata Johny kepada okezone, Jumat (11/7/2008).

Johny menambahkan, mahasiswa yang tergabung dalam Temu Lintas Generasi (Tali Geni) juga mempertanyakan alasan polisi menjadikan anggota tali geni menjadi target operasi. "Sebenarnya yang terlibat dala demonstrasi bukan hanya tali geni, tapi kelompok lainnya juga turut serta, tapi kenapa yang tali geni yang terus diburu dan di intimidasi," kata dia saat menjelaskan keluhan ativis mahasiswa.

Sebelumnya, Johny membantahKomnas HAM melindung 12 mahasiswa pelaku kerusuhan 24 Juni lalu di depan gedung DPR dan kampus Atma Jaya, yang saat ini menjadi daftar pencarian orang (DPO) Polda Metro Jaya.

Selasa, 08 Juli 2008

Sejumlah Aktivis Mahasiswa Diperiksa

KAPAN LAGI - Sejumlah aktivis diperiksa di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta Selatan, Selasa (8/7), terkait kasus demonstrasi menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi pada Mei 2008.

Mereka yang diperiksa oleh penyidik Direktorat I Bareskrim itu adalah Abdul Wahab, Andrianto dan Ahmad Fachrudin alias Kasino.

Kepada wartawan saat jeda istirahat di sela-sela pemeriksaan, Wahab menyatakan, penyidik memeriksa sebagai saksi kasus unjuk rasa menolak kenaikan BBM pada 12, 20 dan 21 Mei 2008, menjelang pengumuman kenaikan BBM.

"Saya ditanya oleh penyidik saya menerima dana Ferry. Saya jawab bahwa saya tidak mengetahui masalah itu," katanya.

Ferry yang dimaksud adalah Ferry Joko Yuliantono, Sekretaris Komite Bangkit Indonesia (KBI) yang kini ditahan di Mabes Polri sebagai tersangka kasus unjuk rasa itu.

Sukmawati Sukarno Temui Aktivis LSM dan Spritual Bali

BALI POST - KHARISMA Bung Karno masih sangat kuat terutama dikalangan generasi muda dan penggiat spiritual Bali. Ini dibuktikan dengan penuh sesaknya Anand Krisna Center pada saat kunjungan kebangsaan Sukmawati Sukarno untuk menanamkan kebanggaan Pancasila. Setidaknya itu yang terekam dalam acara yang dihadiri oleh ratusan aktivis prodemokrasi, aktivis kerukunan antar umat serta penggiat spiritual.

Dalam sesi dialog itu, Sukmawati mengatakan bahwa sudah seharusnya seluruh bangsa Indonesia mempertahankan Pancasila sebagai satu-satunya falsafah dan ideologi bangsa Indonesia. 'Saya sangat prihatin jika ada sekelompok kecil dibumi pertiwi yang ingin mengganti Pancasila. Untuk itu saya bicara dengan kaum muda bahwa di tangan anak muda masa depan NKRI terpulang. Dan, saya menyakini bahwa taksu Pancasila itu ada di Bali,' ungkap Sukmawati disambut gemuruh tepuk tangan para peserta.

'Selaku anak biologis dan ideologis Bung Karno, saya punya tanggungjawab moral agar Indonesia tetap menjadi rumah besar kaum marhaen atau Pancasila. Sesungguhnya Pancasila dan Marhaenisme adalah filosophy dasar negara kita. Tapi sayang sekali banyak masyarakat yang masih sungkan bicara Marhaenisme. Padahal Marhaenisme bukan milik partai politik, tapi milik bangsa Indonesia,' tambah Pembina The Sukarno Center ini.

Dalam sambutannya Anand Krisna didampingi Dr. Sayoga (Ketua NIM Pusat) menyatakan amat berbahagia karena seorang tokoh nasional mau menyambangi aktivis prodemokrasi dan aktivis spiritual. 'Ini menunjukkan jika Sukmawati Sukarno adalah perwujudan Sukarno yang sesungguhnya. Ini dibuktikan bahwa tokoh nasional sekaliber beliau mau jauh-jauh datang berdialog dengan kami,' ungkap Anand Krisna.